Rabu, 23 Januari 2013



Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar Jepang? Sakura. Ya. Bunga kecil cantik ini merupakan bunga nasional Jepang. Oleh sebab itu, Jepang dikenal sebagai Negeri Sakura. Jepang dan bunga mungilnya ini menjadi dua unsur yang sangat erat dan sulit dilepas. Bunga mungil ini telah mengisi semua aspek kehidupan dan mengalir dalam darah masyarakat Jepang. Keberadaannya sangat penting karena telah merasuki semua kalbu orang Jepang. Saking pentingya, ada festival dan ada kemeriahan menyambut kehadiran sang bunga mungil, imut, cantik, manis nan anggun bersahaja itu.

Keindahan Setahun Sekali

Ketika bulan Maret akan berakhir, masyarakat Jepang menyambut April dengan penuh sukacita. Akhir Maret melambangkan berakhirnya musim salju berganti musim semi, musim ketika bunga mungil, bunga kehidupan itu bermekaran. Kebun dan taman yang sebelumnya putih tertutup salju berganti pink dan putih serta menghangat seiring datangya musim semi. Keindahan yang berubah bagai gula yang akan didatangi oleh semut. Keindahan yang membuat hati bergetar dan ingin segera ke taman dan menikmatinya. Keindahan yang menyatukan banyak sahabat dan para kerabat yang berjanji bersantai di bawah pohon yang daunnya telah berganti dengan sekumpulan bunga-bunga kecil nan indah.
Musim semi merupakan sebuah musim yang menjadi simbol datangnya masa depan cerah dan penuh harapan. Oleh sebab itu, masyarakat Jepang sering menyambut musim semi dengan gembira. Setiap bunga kehidupan ini mekar, masyarakat Jepang selalu merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga. Mereka makan bersama, bermain, bersenda gurau sambil membentangkan tikar di bawah pohon dengan bunga-bunga nan indah itu.
Perayaan itu dilakukan dengan menyusuri taman sambil melakukan renungan serta menikmati berbagai hidangan di bawah keindahan pohon berbunga cantik itu. Perayaan ini dikenal dengan istilah hanami. Bunga mungil ini memang terlampau istimewa karena hanya mekar setahun sekali. Awal April hingga akhir April setiap tahunnya. Hal inilah yang tak ingin dilewatkan begitu.
Kehadirannya seolah bagai sapaan dengan senyuman manis yang mensiratkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi yang melihatnya. Kedatangannya memberikan nilai kesakralan yang akan menghuni hati setiap orang yang melihatnya. Itulah mengapa, tak ada satu orang pun yang merelakan dirinya tak melihat kehadiran sekumpulan bunga warna merah muda dan putih ini.
Dengan sekuat tenaga mereka akan meluangkan waktu bersantai walau sejenak di bawah pohon si bunga mungil. Seolah tak ada kebahagiaan lain selain berada di dekat sang bunga kehidupan. Seolah kesedihan dan kenestapaan akan selalu berada di hati kalau tak bisa melewatkan waktu sedetik saja dengan sang bunga imut ini.

Bunga Kehidupan dan Harakiri

Pohon bungan kehidupan memang berbunga dalam jangka waktu yang amat singkat atau pendek. Kesingkatan berbunga inilah yang menjadikan sakura sebagai bunga nasional Jepang. Masyarakat Jepang mengistilahkan bunga kehidupan ini sebagai bunga yang memiliki sifat “berbunga indah dalam waktu singkat, lalu bermekaran”.
Sifat “singkat” tersebut kabarnya sesuai dengan kondisi kejiwaan masyarakat Jepang yang kerap memilih mati meninggalkan nama dibanding harus hidup tanpa pesona. Dalam cerita samurai, peristiwa bunuh diri ini dikenal dengan istilah harakiri atau seppuku. Saat Perang Dunia II, proses mengakhiri hidup ini dikenal dengan kamikaze.
Peristiwa mengakhiri hidup itu kabarnya tergambar dalam bunga kehidupan yang memiliki sifat berbunga singkat, kemudian berguguran. Harakiri hampir mirip dengan mati syahid dalam Islam. Bedanya, mati syahid bukan kematian yang dilakukan sendiri, melainkan sebuah kematian yang terjadi ketika berjuang di jalan Allah.
Bangsa Jepang sangat menghargai kerja keras. Mereka akan sangat malu kalau hidupnya tidak bermanfaat bagi orang lain. Mereka malu kalau hanya berleha-leha dan tidak melakukan apa-apa untuk kehidupannya. Oleh karena itulah, mereka akan terlihat selalu bekerja dengan giat dan sangat serius. Mereka ingin melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik. Tanpa mampu melakukan apa-apa, bagi mereka hal ini tak membuatnya berhak berada di dunia lagi. Itulah mengapa akhirnya kematian menjadi satu pilihan.
Akan sangat sulit mengubah pemikiran yang terlihat sangat sempit bagi orang lain ini. Harus ada pencucian otak dan pengaruh yang sangat kuat terhadap apa yang telah terbentuk agar bangsa Jepang tidak mudah mengambil tindakan yang dinilai tidak baik itu sebagai bagian dari memecahkan masalah mereka. Pemikiran baru harus berasal dari satu prinsip hidup yang akan meyakinkan bangsa Jepang bahwa kehidupan itu jauh lebih berharga daripada kematian yang dijemput dengan paksa.
Saat nyawa masih dikandung badan, semua masalah bisa diselesaikan dengan jalan yang beragam. Manusia itu mudah lupa. Ia pasti akan bisa menerima kesalahan yang pernah dilakukan. Kalaupun merasa malu, pindahlah ke satu tempat yang akan membawa pembaruan dan akan membuat kehidupan lebih berarti dan lebih bermakna. Belum tentu orang mempunyai pandangan yang sama tentang satu kesalahan. Itulah mengapa, pindah dari tempat di mana kesalahan telah terjadi, mungkin adalah pilihan yang terbaik untuk memperbaiki diri.
Kematian bukan akhir segalanya. Kematian adalah kehidupan baru yang lebih abadi. Kehidupan abadi itu pasti akan sangat mengsengsarakan kalau mati karena bunuh diri. Sakit perih. Itulah mengapa ketika hidup harus melakukan banyak hal sehingga ketika berada di kampung keabadian akan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dan berada di tempat yang akan membuat bahagia selamanya. Itulah surga Firdaus.

Arti Bunga Sakura

Sebagai bunga yang memiliki masa mekar sangat singkat, yaitu sekitar setengah bulan sejak bunga mulai mekar hingga layu, sakura memiliki beberapa makna khusus dan filosofi mendalam bagi masyarakat Jepang. Pengertian itu terinspirasi dari kehidupan dan keindahan bunga kecil nan elok ini.
Ada beberapa hal yang dianggap merupakan arti bunga kecil mungil itu bagi masyarakat Jepang. Pertama, bunga kehidupan ini berarti kesejukan, kebahagiaan, keheningan, dan ketenangan. Kesejukan karena rimbunnya kumpulan bunga mampu memberikan kelembutan angin yang berhembus. Kebahagiaan dan keheningan karena sang bunga seolah datang membawa tidak lain hanya sekeranjang kebahagiaan yang tak akan bisa diberikan oleh bunga yang lain yang berasal dari manapun.
Kedua, Bunga kehidupan ini bermakna perpisahan ketika mulai berguguran diterpa angin. Tiada yang abadi. Saat ada pertemuaan, pastia da perpisahan. Pertemuan yang membawa bahagia, perpisahan yang membawa kesedihan. Tetapi perpisahan itu hanya sementara kalau ketika musim berganti, pertemuan akan kembali terjadi. Pada saat itu, ada waktu singkat memadu kasih dan menikmati dunia bersama.
Ketiga, kecantikan bunga sakura melambangkan kegembiraan dan kesedihan. Kegembiraan karena kecantikannya membuat hati senang. Tidak ada orang yang tidak senang melihat hamparan keindahan yang tersuguh dengan luasnya di hadapannya. Senyum akan terkembang dan virus gembira menyebar dengan cepat. Tetapi keindahan itu memang ada tenggat waktunya. Seperti juga keindahan fisik manusia.
Pada suatu ketika keindahan fisik itu akan sirna. Hanya keindahan jiwalah yang akan selalu menghadirkan keindahan yang sesungguhnya. Sehingga pada saat keindahan fisik berangsur menghilang, keindahan jiwa kan lebih banyak muncul ke permukaan.
Jadi, kesedihan itu tak harus diratapi. Kesedihan itu hanya sebagian kecil dari seni menata dan menatap hidup. Kesedihan akan menjadi tonggak kebahagiaan ketika dilihat dari betapa kesedihan sebagai ujian dan ujian pasti ada akhirnya. Bunga ini begitu tepat untuk melukiskan kebahagiaan dan kesedihan pada waktu yang sama karena memang begitulah hidup. Satu hari bahagia, satu hari bersedih, lalu berbahagia lagi, dan seterusnya.
Bunga sakura mengingatkan manusia agar selalu bersyukur sebagai penghargaan atas kehidupan dan kesedihan. Bunga kehidupan ini sebagai pengingat bahwa segala hal memiliki kebalikan, ada senang dan sedih, ada hidup dan mati. Bunga kehidupan itu memberikan keindahan terhadap jiwa-jiwa pengelana.
Jiwa-jiwa yang terus mencari makna kehidupan yang sesungguhnya. Padahal, makna kehidupan itu tidaklah jauh. Ia ada dalam jiwa. Tinggal galihlah jiwa dan di situlah akan ditemukan apa yang dimaksud dengan hidup.
Bunga sakura dianggap membawa keberuntungan serta rezeki. Saat upacara pernikahan serta perayaan tradisional yang lain, masyarakat Jepang kerap diharuskan meminum sup bunga kehidupan dalam wadah keramik yang berarti menyerap keberuntungan dari bunga sakura. Bunga kehidupan ini melambangkan sebuah kehidupan baru yang penuh harapan dan masa depan cerah.
Itulah beberapa keistimewaan bunga sakura yang menjadikan bunga ini sebagai keindahan tiada tara.
***
Saat melihat bunga sakura, kita langsung teringat dengan negara Jepang. Hal itu karena bunga sakura memang merupakan bunga khas dari negara matahari terbit itu. Bunga sakura melambangkan perempuan, kehidupan, serta kematian.
Bunga ini juga merupakan simbol ekspresi hubungan antarmanusia, seperti keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Oleh karena itu, tidak jarang bunga sakura diaplikasikan dalam perabotan sehari-hari, misalnya pada kain untuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur.
Asal kata sakura adalah saku yang artinya mekar, ditambah akhiran rauntuk bentuk jamak. Dari asal kata tersebut, bunga sakura bisa diartikan bunga-bunga yang bermekaran. Hal itu sesuai dengan sifat bunga sakura yang bermekaran terlebih dahulu bahkan sebelum daunnya. Bunga-bunga sakura akan bermekaran dalam waktu yang bersamaan.
Tentunya, pemandangan yang sangat indah, apalagi jika terdapat puluhan, ratusan, bahkan ribuan pohon sakura di tempat yang sama. Rimbunan warna putih, hijau muda, dan merah muda seakan menghiasi langit. Orang Jepang mengenalnya dengan sebutan yamazakura dan yaezaki no sakura.
Bunga sakura tidak mekar setiap saat. Bunga ini hanya bermekaran satu tahun sekali. Oleh karena itu, masyarakat Jepang sangat antusias menyambut mekarnya bunga sakura.

Perkawinan Silang

Zaman dahulu, pohon-pohon sakura tumbuh di hutan. Pada perkembangannya, terjadi persilangan perkawinan antarbunga sakura yang menghasilkan beragam jenis baru. Bunga sakura jenis someiyoshinomerupakan hasil persilangan pohon sakura pada zaman Edo akhir. Jenis ini kemudian tersebar ke seluruh Jepang sejak zaman Meiji.
Saking populernya, bahkan banyak orang yang menyangka jika bunga sakura hanya jenis someiyoshino. Padahal, terdapat beberapa jenis bunga sakura lainnya, di antaranya Edohigan yang merupakan jenis bunga sakura yang umurnya paling panjang, bunga ini mekar pada hari Ekuinoks Musim Semi. Sakura Hikanzakura yang tersebar di Tiongkok bagian selatan sampai Pulau Farmosa, pohon sakura ini banyak tumbuh liar di Okinawa. Lalu, Shidarezakura dan Fyuzakura yang mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember.

Teh Bunga Sakura

Selain terkenal dengan keindahannya, ternyata bunga dan daun pohon sakura dapat dikonsumsi oleh manusia. Caranya, daun bunga sakura direndam di dalam air garam. Hasil olahannya bisa berupa es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Ada juga teh bunga sakura yang diminum pada acara-acara penting, seperti acara pernikahan. Selain itu, ranting dan kuncup bunga sakura dapat dimanfaatkan untuk bahan pewarna alami.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

apik.e cahhhh.....

Unknown mengatakan...

wawwww apikkkk
hehehehe :D

Qurrotu Ainiy mengatakan...

Hehehe,
gomawo yoooo..

Unknown mengatakan...

cheonmaneyo chingu... ^^

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates